Karena Aku Hanyalah Pengagum Rahasiamu

pengagum rahasia


Sulit bagiku untuk tidak cemburu saat kau bersama dengan orang lain, tapi aku menyadari itu bukanlah hak ku

***

Hembusan angin lembut menyapa wajahmu yang manis tak bernoda, mengibarkan helaian rambut indah hitam berkilau. Siapa yang tak jatuh cinta denganmu? Kalau saja bidadari bisa tampak oleh mata, aku yakin mungkin dirimulah orang nya, tak berlebihan aku mengatakan begitu.

Bibirmu yang tipis selalu menampilkan senyum yang sangat sayang dilewatkan bahkan oleh kedipan mata. Ya aku jatuh cinta...

Tapi tunggu dulu! Kau datang dengan seorang lelaki sambil menggenggam tanganmu, siapa dia? Tawamu berderai tak tertahan bila ngobrol dengannya. Rupanya kau sangat menikmati obrolanmu itu. Aku pun mencoba menikmati wajahmu dari sudut café ini, ku anggap kau menu baru. Tiba-tiba dia mengecup pipimu, dan kau pun membalasnya dengan senyuman. Aku tak bisa terima kelakuannya! Aku marah! Aku cemburu!

Sejenak aku sadari, aku bukanlah kekasihmu, kenapa aku harus cemburu? Aku bukanlah teman dekatmu, lalu kenapa aku harus marah saat kau dicium olehnya?

Dia dan aku memang berbeda, dia berani katakan cinta padamu, sedangkan aku hanya berani mengendap-endap mengikuti langkah kaki dan mengagumi wajahmu dari kejauhan. Aku tak berhak untuk marah dan cemburu karena aku hanyalah pengagum rahasiamu sedangkan dia kekasih hatimu.

Kau berlalu pergi meninggalkan tempat ini menyisakan serpihan perasaan yang tak pantas. Aku bahkan tak tahu harus bagaimana. Duh! Biarlah waktu yang membuatku melupakanmu.

2 Comments: